Menu

Sabtu, 26 Januari 2013

Suara-suara lembut dan Kesibukan

   Pagi hari aku berangkat kerja. Melaju di jalanan di tengah keramaian kendaraan. Sambil mengendarai motor, ku berpikir,"brisik juga..hadeee." Kemudian ku berdoa,"Ya Tuhan, aku ingin mendengarMu saja." Setelah berdoa dalam hati seperti itu tiba-tiba ku lihat bapak tukang beca yang mengayuh dengan semangat, dan saya seperti mendengar,"Demi anak dan istriku, berilah aku rizkiMu untuk hari ini ya Alloh." "*Glekk."aku kaget. "Oh Aloh karuniakanlah yang baik dan halal dari sisi Engkau.."pintaku.
      Tak lama setelah itu, mataku tertuju pada seorang anak yang mengayuh sepedanya. "Ah dia mau berangkat sekolah."kataku dalam hati.  Tiba-tiba suara itu terdengar lagi,"Ya Tuhan jadikan ilmu yang kucari bermanfaat di kemudian hari." Aku tersenyum (masih) sambil mengendarai motorku. "tiiiiin..tiiin."tiba-tiba seorang anak SMA menyalip dengan kendaraannya. Seakan terbisik,"Perhatikan aku !"
     Aku berhenti di perempatan lampu merah, kulihat ibu-ibu yang bersepeda dengan penampilan orang kaya masa kini, dengan sepeda mewahnya. Namun tak lama kemudian kudengar lagi suara itu berbisik lembut,"Semoga dengan begini badanku bisa sehat.." Astaghfirulloh...
    Oh Tuhan, betapa aku tuli dan tak memahami tanda-tandaMu. Dan betapa Engkau dalam kesibukan selalu, mendengar doa hamba-hambaMu di seluruh penjuru bumi, di waktu pagi hingga pagi kembali, tak henti. Ampunkanlah segala dosa-dosaku, dan tolonglah aku untuk senantiasa bersyukur padaMu, serta hanya dengan RahmatMu, masukkanlah aku kedalam golongan orang-orang yang sholih.

"Setiap saat Dia senantiasa dalam kesibukan." [Ar Rohman : 29]





Semoga bermanfaat.. :)
-insan-

Selasa, 22 Januari 2013

Usaha dan Hakikat

     Sudah sering kita dengar sebuah ungkapan,"Hidup itu pilihan". Entah dari mana ungkapan itu berasal, ia terus saja menghantui benak saya waktu itu. Hingga suatu ketika saya malah melihat ungkapan lain dari sebuah buku salah seorang teman saya, dan ini sangat kontras dengan ungkapan di awal tadi. Di dalam buku itu tertulis,"Menggebunya semangat takkan mampu menembus benteng takdir". Ini soal hakikat kejadian, takdir. Dari kata-kata itu, yang saya pahami adalah segala apa yang ada telah ditentukanNya dan tak akan bisa diubah. Semua sudah terskenario, pikir saya waktu itu.

     Kemudian buku itu saya pinjam dan coba saya pelajari, lama. Sejak saat itu, terus saja saya hidup dengan pemahaman "Menggebunya semangat takkan mampu menembus benteng takdir". Hidup saya santai tiada beban, namun datar dan tak ada semangat berbuat. Tentunya bukan buku itu yang salah, namun pemahaman saya yang amat lemah dan tak dapat menangkap hikmah. Singkat cerita, dalam perjalanan pencarian saya, saya ditemukan dengan ayat Innalloh laa yughoyyiru maa biqoumin, hatta yughoyyiru maa bi anfusihim yang artinya Alloh tak akan mengubah nasib suatu kaum hingga ia mengubahnya sendiri.

     "Lho..lho ini kok beda dengan buku ini",pikir saya waktu itu. Di buku tadi,(menurut pemahaman saya) disebutkan bahwa semua telah terskenario. Nha kok di ayat ini perubahan bisa dilakukan ? Mulai lagi pertanyaan-pertanyaan itu menghantui. Terus saja saya mencari-cari maksud buku itu, dan hubungannya dengan ayat tadi. Maksudnya apa ? Ini bagaimana kok bisa ? terus saja bertanya-tanya. O iya saya belum bilang kenapa buku tadi amat saya percaya, hingga mempengaruhi pemahaman saya. Alasannya karena buku itu berjudul Al Hikam, karya syaikh Ibnu Athoilllah As Sakandari. hehe. Mengenai beliau bisa anda baca di Ibnu Athoilllah As Sakandari.

     Setelah sekian lama mencari dan mengalami kejadian-kejadian, pengalaman, akhirnya cahaya itu datang. Sejauh yang saya pahami, bahwa ternyata benteng takdir memang tak bisa kita tembus. Namun yang menjadi persoalan adalah bahwa kita tidak mengetahui apa yang tertulis dalam Lauh mahfudz-Nya. Maka sudah sewajarnya kita berusaha untuk menjadi lebih baik (dalam segala hal), entah berhasil atau tidak, entah tembus benteng atau tidak. Karena usaha itulah yang akan menunjukkan ADAB / Sopan Santun kita pada-Nya. Adab meminta perubahan, meminta petunjuk. Maka setelah itu Dia akan mengijabah usaha dan doa kita, sesuai dengan ayat tadi.

     Sesuai dengan ricau ust. Salim a. fillah bahwa "Adab itu diatas hakikat."
Singkatnya, semua usaha yang kita lakukan hanyalah alat untuk minta tolong pada-Nya, juga sebagai sopan santun kita meminta pada-Nya. Dan pada akhirnya kita akan melihat segala hasil atau pencapaian yang kita raih pada hakikatnya adalah PEMBERIAN ALLOH, sebuah hadiah dariNya.



Semoga bermanfaat :)
-Insan-

Rabu, 16 Januari 2013

Siap Siaga

     Manusia hidup dengan berbagai cerita yang kita sebut pengalaman. Pengalaman-pengalaman ini merupakan sebuah rangkaian cerita dari kehidupan tiap individu yang akan menghasilkan pemahaman-pemahaman baru. Dan setiap pemahaman akan diuji dengan cerita kehidupan masing-masing pada waktu yang akan datang. Ujian itu bisa berupa kebahagiaan, kesedihan, pertemuan, perpisahan, ataupun kehilangan.

        Pemahaman mengenai segala kejadian atau tragedi yang kita alami menjadi hal yang perlu dipelajari agar hidup kita terasa nikmat, enak, tidak banyak mengeluh, dan tetap semangat. Ada sebuah lagu dari Letto yang berjudul Memiliki Kehilangan. Lagu tersebut mengingatkan saya pada sebuah tabiat, bahwa kita merasa kehilangan, karena kita pernah merasa memilikinya. Di lagu itu tersirat makna bahwa tabiat memiliki adalah kehilangan.  Ini sebuah pemahaman yang sangat mengagumkan. Karena ketika kita memahami bahwa kepemilikan kita itu bukanlah kepemilikan seutuhnya, maka saat terjadi kehilangan itu bisa saja kita anggap hal yang lumrah.  Sehingga kita tidak terlalu sedih, dan bisa tetap optimis.
     
         Jika kita telusuri lebih jauh lagi, dalam Islam telah jelas-jelas diajarkan bahwa,"Sesungguhnya milik Alloh lah segala sesuatu, dan sesungguhnya kepadaNya lah semua kembali." Ini jelas bahwa kita hanya dipinjami saja, karena semua milikNya. Jadi kita harus senantiasa bersiap untuk diambil pinjamannya, dan kita juga harus memahami bahwa akhirnya peminjaman tadi hanya sementara, maka dari itu kita harus senantiasa Siap Siaga.



Semoga bermanfaat....
-Insan-

Minggu, 13 Januari 2013

Penegak Cita


Angin berhembus menyapa...

Seakan ia membawa cerita..entahlah mengapa.

Aku rindu, aku rindu kamu….

Kadang aku takut tuk terus terjaga dalam cita…

Aku ingin kau disini menemani rindu sunyiku…menegakkan citaku…

Kokohkan jiwa yang lama tak kau sapa…

Dekaplah aku, katakan padaku.

Bahwa kau akan terus disisiku, hingga akhir waktuku..

 

Yogyakarta, 1 Januari 2013
Insan, Penegak Cita

Jumat, 04 Januari 2013

Sri Gethuk Waterfall Gunung Kidul


Gunung Kidul merupakan wilayah perbukitan yang dalam benak saya terkesan kering dan tidak banyak sumber air. Namun semua sangkaan saya ternyata salah, setelah teman-teman saya menunjukkan sebuah tempat di daerah Playen, Gunungkidul, Yogyakarta (Koordinat GPS S7°56'36" E110°29'21") yang bernama, Sri Gethuk Waterfall .
Saya benar-benar tidak menyangka bahwa disana terdapat air terjun yang bisa dibilang wow. Mungkin karena inilah sekarang Gunung Kidul disebut the hiden paradise.
Pertama kali saya ke sana, tempatnya masih terbilang sepi untuk sebuah daerah wisata di akhir pekan. Setelah parkir, untuk menuju air terjun anda akan berjalan melewati sawah-sawah, sungai-sungai kecil, dengan teriring kicau burung-burung dan udara sejuk menderu..hmmm, sangat sexy. Anda akan sangat kecewa jika tidak membawa kamera tentunya.
Setelah sampai di air terjun, anda akan langsung menuju air terjun utama, yang terhias susunan batuan yang keren seperti foto diatas. Air terasa begitu segar, dan sangat harmoni dengan suara gemercik air terjun memecah sunyi. Ada paling tidak 3 air terjun yang saya tau, dan dibawah ini gambar yang saya ambil :




Begitulah, informasi yang dapat saya bagikan mengenai "The Hiden Paradise" . Semoga Bermanfaat.. :)